
Ketua Dewan Pembina Paguyuban ini, mas Gatot
Pujo Nugroho (GPN) yang juga Plt Gubsu memberikan contoh yang baik bagaimana
bersikap dan berbuat di DPP PKB PUJAKESUMA. GPN dengan santun dan rendah hati
pamitan, mohon doa restu kepada jajaran pengurus Paguyuban untuk maju menjadi
Cagubsu dengan tidak melibatkan simbol-simbol Pujakesuma. Karena GPN mengerti,
taat aturan dan menjaga agar Pujakesuma tidak terlibat politik praktis yang jelas-jelas
dilarang oleh organisasi kemasyarakatan
manapun.
GPN telah memberikan keteladanan dan contoh
bagaimana berorganisasi yang baik dan benar di Pujakesuma. Sebenarnya hal ini
juga dapat ditiru oleh organisasi lain agar jangan main “slonog boy” saja melanggar
koridor yang sudah disepakati. Bertolak pada keteladanan ini, Warga Pujakesuma bertekad
untuk mendukung GPN alasannya sederhana “Wong
Bapakne Nyambut Gawe, Mestine Yogane Melu Rewang (gotong royong)”.Berbekal semboyan ini warga
Pujakesuma berembug dan, menghasilkan
GPN CENTRE yang bertekad bulat mendukung/memenangkan GPN menjadi Sumut I. Bagi GPN CENTRE. Gatot Pujo Nugroho
adalah “harga mati”, yang tidak bisa
ditawar lagi jadi Sumut I, Karena inilah
saatnya “Wes Wayahe” Orang Jawa bakal jadi Gubernur Sumut. Wes wayahe harus disikapi oleh seluruh warga Jawa yang
berdomisili di Sumut maupun oleh warga yang sudah tergabung dalam wadah ini.
Karena ombak besar jarang-jarang datang ke pantai. Ketika datang sambutlah
dengan suka cita dan sikapi dengan kebaikan.
GPN CENTRE bukan dihuni oleh warga Pujakesuma
saja, akan tetapi di isi oleh warga Jawa dari semua Paguyuban di Sumut plus
ormas, masyarakat lintas agama dan Etnis lainnya yang merasa yakin GPN paling punya kans besar
untuk menang pada Pilgubsu nanti.
Sejak di SK kan akhir November 2012 maka pada
Tanggal 9 Desember 2012 telah terbentuk GPNC di 33 Kabupaten/Kota. Banyak
kalangan merasa takjub mengapa GPNC dalam waktu singkat dapat membentuk GPNC di
seluruh Kabupaten/Kota di Sumut, anekdotnya: “hei.. benda apa itu masih merayap begitu kencang apalagi lari
berdiri..”, belum sarapan saja sudah mau bekerja apalagi kalo sudah makan
..!!”. Makna anekdot ini hanya pengurus aja yang tau, hahaha., nggak usah
dibahaslah., lanjut..
Ada orang bertanya pada warga Pujakesuma yang
sesungguhnya “bukan jadi-jadian”:
itu kok ada kandidat yang pakai logo dan lambang Pujakusuma di mobil kampanyenya
Bro.. jawabnya= “oo.. itu bukan warga
Pujakesuma yang sesungguhnya, mereka hanya ngaku-ngaku saja biar kelihatan
kere’n, seperti ngaku sarjana tapi tidak punya ijazah”. Kalo tak percaya tanya
pada kaban kesbangpolinmas provsu karena beliaulah yang punya kompetensi
memberikan penjelasan tentang ke ormasan beliau tau mana ormas yang sah dan
tidak sah.
Apakah menggunakan lambang dan logo
Pujakesuma di bolehkan?. Jawabnya: biasalah.. orang panik kerjanya ya kayak
gituan, aneh-aneh saja kelakuannya, mobat-mabit, kesana-kemari, nubruk-bentus
seperti orang mabuk, bolot lagi.. (sudah tau pura-pura budeg), seumpama kata: “baju
orang di jemuran di embat juga” ntar kepentok baru tau lu.. hahaha
Kembali ke pokok pembahasan, berdasarkan pengalaman
Pilkada yang lalu-lalu, masyarakat paham betul menjatuhkan pilihan nantinya.
Dari berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat urban maupun masyarakat
pedesaan yang di wawancarai/ditanya penulis secara acak dibeberapa Kabupaten/
Kota selama mengikuti Safari GPN CENTRE, berkesimpulan bahwa masyarakat terlalu
riskan memilih kandidat yang jor-joran memperkenalkan dirinya mengunakan baliho
dan lainnya yang super mewah, seolah-olah uang tak berseri lagi baginya, jika
dihitung-hitung menelan biaya milyaran bahkan lebih, sementara banyak
saudara-saudara kita yang hidup prasejahtera mencari nafkah membanting tulang,
mencari sehari belum tentu cukup memenuhi kebutuhan sehari, dengan demikian
timbul tanda tanya besar: dari mana uang itu diperoleh?, kalo uang panas kapan
dikembalikan?, dan darimana sumber pengembaliannya?, seabrek pertanyaan tidak
bisa dijawab oleh akal sehat. Satu hal yang dikhawatirkan fenomena tak baik ini
akan mencederai hati rakyat bila ujung-ujungnya belanja kampanye dikonpensasi
dari APBD/APBN bila kandidat seperti ini terpilih. Hal ini jangan sampai
terjadi karena APBD/APBN adalah uang rakyat untuk rakyat, penggunaannya
tentunya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat pula.
Adalah cara bijak dan smart bila masyarakat
menjatuhkan pilihan pada kandidat yang sedang-sedang saja dalam menggunakan
alat kampanye. Siapakah dia? Jawabnya terserah masyarakat sajalah penulis tidak
berani mengajari limau berduri.
Di alam demokrasi seperti ini adalah wajar
bila GPN CENTRE menawarkan/mensosialisasikan kandidat yang punya faktor pembeda
dan faktor pembeda abadi yang melekat pada dirinya, bahkan yang tidak dimiliki
kandidat lain: faktor incumbent, faktor dukungan partai yang tidak gemuk, cukup
ideal, “atletis” untuk dapat begerak cepat, faktor wes wayahe, faktor dukungan
sipil society yang begitu besar, faktor kepantasan/kelayakan/kepatutan, nilai estetika,
umur yang relatif muda, enerjik, popular, negarawan dan agamawan/ustadz (ceramah
oke, khatib oke, menjadi imam juga oke) pokoknya “diatas rata-rata air dah..”
Jelas sudah apa yang diuraikan penulis
tentunya ingin mengajak masyarakat Sumut agar dapat kiranya menempatkan GPN
PATEN atau istilah kerennya si “GANTENG” pada posisi tawar tinggi untuk
memenagkan Pilgubsu yang akan digelar pada 7 Maret 2013, selanjutnya berkantor
di Diponegoro 30 untuk menata regulasi berbasis rakyat yang berdaulat serta memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumut tentunya. Insha Allah. Mari sama-sama
kita dukung dan doakan. Sekian, terima kasih
PANTUN:(1). Pergi liburan ke kota Roma, singgah pula ke Uni
Soviet, kini giliran pasangan nomor lima, jadi idola di bulan Maret.
(2).Malam-malam pergi ke hutan, jumpa harimau meraung-raung, GANTENG handsome
jadi panutan, namanya harum tinggi melambung. (3). Sekarang Gubernur nantipun
Gubernur, Insha Allah itu terjadi, Sumut diatur dengan teratur, oleh Mas Gatot
dan Pak Tengku Erry Nuradi. (4). Kunjungan kerja ke Surabaya, pulang-pulang
membawa ambal, pilih calon pemimpin yang bisa dipercaya dan jangan pula yang
suka gombal. (5). Kampret-kampret terbang ke atas, pohon disambar tinggal
tunggul, bulan Maret 2013, pilgub digelar, GANTENG yang paling unggul Insha
Allah. (6). Anak kecil megang dinamit, dinamit meledak si anak selamat, yang ragil
(no:5) benar-benar komit Sumut mendadak maju pesat. (7). Tumbas miwon kale
gulo, cekap semonten mawon panton-panton kulo. Oke Bro..LANJUTKAN…!! SALAM
JUANG SALAM KEMENANGAN.( Suratno Gurdi
Bend. GPN Center).
Alhamdulillah terwujud sudah pemimpin disumatera orang jawa sekarang tinggal melaksanakan program2 demi mensejahterakan orang jawa melalui program ekonomi kerakyatan dan meningkatkan harkat dan martabat orang jawa dengan pendidikan
BalasHapus