Selasa, 24 Mei 2016

CIKAL BAKAL PUJAKESUMA

CIKAL BAKAL PUJAKESUMA.

Org jawa sudah ada di sumatera sejak abad 12 ketika kerajaan singosari melakukan ekspedisi pamalayu memberangkatkan 14000 prajurit ke sumatera dibawah pimpinan senopati mahisa anabrang.   
                         

Namun sblm ekspedisi pamalayu selesai menjalankan misinya terjadi perebutan kekuasaan di kerajaan singosari dan sebagian prajurit tdk kembali ke tanah jawa.Mereka memilih tinggal di sumatera.Menurut catatan sejarah mereka tinggal ,bermukim di Asahan dan Simalungun.        
Dan inilah sebenarnya Pase pertama  cikal bakal putra jawa kelahiran sumatera.                 

Pase ke dua , kedatangan orang jawa ke sumatera adalah ketika pemerintahan penjajah belanda pada waktu itu melakukan ekspansi perkebunan di tanah deli butuh tenaga kerja .Maka pd abad 18 orang jawa didatangkan ke sumatera yaitu di tanah deli dlm jumlah besar untuk dipekerjakan sbg tenaga kerja di perkebunan perkebunan.                            

Pase ketiga ,setelah Indonesia merdeka pemerintah melakukan program transmigrasi utk pemerataan pembangunan sosial dan ekonomi dlm kesatuan NKRI maka perpindahan penduduk dari pulau jawa ke pulau sumatera dan pulau lainnya berlangsung dgn baik dan lancar tentunya dgn berbagai macam kendala yang bisa diatasi.

Dmkn rangkaian peristiwa dan sejarah perjalanan org jawa di sumatera sampai lahirnya wadah organisasi Pujakesuma pada abad 19 tepatnya 1 Juli 1980,sebentar lagi akn berulang tahun ke 36.Semoga Pujakesuma tetap Jaya selamanya...

Jumat, 13 Juni 2014

Audensi Dengan Dewan Pembina Pujakesuma,H.Gatot Pujanugroho




“ORANG JAWA BAKAL PIMPIN SUMUT 2013-2018”

(Medan Pos, 4 Desember 2012) Menjelang Pilgubsu 7 Maret 2013 beberapa pengurus Paguyuban Jawa melakukan kegiatan dukung mendukung pasangan Cagubsu, padahal orang tahu Paguyuban bukanlah partai politik. Aneh memang kalau hal ini dijadikan alat bagi pengurus untuk kepentingan sesaatnya, karena akan mencederai Tujuan dasar Paguyuban itu sendiri. Sebenarnya masih ada cara lain kalau memang kebelet banget melakukan dukungan yaitu: Membuat wadah/forum untuk menampung aspirasi anggotanya  seperti yang dilakukan oleh salah satu Paguyuban Jawa terbesar di Sumut “PUJAKESUMA”

Ketua Dewan Pembina Paguyuban ini, mas Gatot Pujo Nugroho (GPN) yang juga Plt Gubsu memberikan contoh yang baik bagaimana bersikap dan berbuat di DPP PKB PUJAKESUMA. GPN dengan santun dan rendah hati pamitan, mohon doa restu kepada jajaran pengurus Paguyuban untuk maju menjadi Cagubsu dengan tidak melibatkan simbol-simbol Pujakesuma. Karena GPN mengerti, taat aturan dan menjaga agar Pujakesuma tidak terlibat politik praktis yang jelas-jelas dilarang oleh   organisasi kemasyarakatan manapun.

GPN telah memberikan keteladanan dan contoh bagaimana berorganisasi yang baik dan benar di Pujakesuma. Sebenarnya hal ini juga dapat ditiru oleh organisasi lain agar jangan main “slonog boy” saja melanggar koridor yang sudah disepakati. Bertolak pada keteladanan ini, Warga Pujakesuma bertekad untuk mendukung GPN alasannya sederhana “Wong Bapakne Nyambut Gawe, Mestine Yogane Melu Rewang (gotong  royong)”.Berbekal semboyan ini warga Pujakesuma berembug dan,  menghasilkan GPN CENTRE yang bertekad bulat mendukung/memenangkan GPN menjadi Sumut   I. Bagi GPN CENTRE. Gatot Pujo Nugroho adalah “harga mati”, yang tidak bisa ditawar lagi jadi  Sumut I, Karena inilah saatnya “Wes Wayahe” Orang Jawa bakal jadi Gubernur Sumut. Wes wayahe  harus disikapi oleh seluruh warga Jawa yang berdomisili di Sumut maupun oleh warga yang sudah tergabung dalam wadah ini. Karena ombak besar jarang-jarang datang ke pantai. Ketika datang sambutlah dengan suka cita dan sikapi dengan kebaikan.

GPN CENTRE bukan dihuni oleh warga Pujakesuma saja, akan tetapi di isi oleh warga Jawa dari semua Paguyuban di Sumut plus ormas, masyarakat lintas agama dan Etnis lainnya yang  merasa yakin GPN paling punya kans besar untuk menang pada Pilgubsu nanti.
Sejak di SK kan akhir November 2012 maka pada Tanggal 9 Desember 2012 telah terbentuk GPNC di 33 Kabupaten/Kota. Banyak kalangan merasa takjub mengapa GPNC dalam waktu singkat dapat membentuk GPNC di seluruh Kabupaten/Kota di Sumut, anekdotnya: “hei.. benda apa itu masih merayap begitu kencang apalagi lari berdiri..”, belum sarapan saja sudah mau bekerja apalagi kalo sudah makan ..!!”. Makna anekdot ini hanya pengurus aja yang tau, hahaha., nggak usah dibahaslah., lanjut..


Ada orang bertanya pada warga Pujakesuma yang sesungguhnya “bukan jadi-jadian”: itu kok ada kandidat yang pakai logo dan lambang Pujakusuma di mobil kampanyenya Bro.. jawabnya= “oo.. itu bukan warga Pujakesuma yang sesungguhnya, mereka hanya ngaku-ngaku saja biar kelihatan kere’n, seperti ngaku sarjana tapi tidak punya ijazah”. Kalo tak percaya tanya pada kaban kesbangpolinmas provsu karena beliaulah yang punya kompetensi memberikan penjelasan tentang ke ormasan beliau tau mana ormas yang sah dan tidak sah.

Apakah menggunakan lambang dan logo Pujakesuma di bolehkan?. Jawabnya: biasalah.. orang panik kerjanya ya kayak gituan, aneh-aneh saja kelakuannya, mobat-mabit, kesana-kemari, nubruk-bentus seperti orang mabuk, bolot lagi.. (sudah tau pura-pura budeg), seumpama kata: “baju orang di jemuran di embat juga” ntar kepentok baru tau lu.. hahaha

Kembali ke pokok pembahasan, berdasarkan pengalaman Pilkada yang lalu-lalu, masyarakat paham betul menjatuhkan pilihan nantinya. Dari berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat urban maupun masyarakat pedesaan yang di wawancarai/ditanya penulis secara acak dibeberapa Kabupaten/ Kota selama mengikuti Safari GPN CENTRE, berkesimpulan bahwa masyarakat terlalu riskan memilih kandidat yang jor-joran memperkenalkan dirinya mengunakan baliho dan lainnya yang super mewah, seolah-olah uang tak berseri lagi baginya, jika dihitung-hitung menelan biaya milyaran bahkan lebih, sementara banyak saudara-saudara kita yang hidup prasejahtera mencari nafkah membanting tulang, mencari sehari belum tentu cukup memenuhi kebutuhan sehari, dengan demikian timbul tanda tanya besar: dari mana uang itu diperoleh?, kalo uang panas kapan dikembalikan?, dan darimana sumber pengembaliannya?, seabrek pertanyaan tidak bisa dijawab oleh akal sehat. Satu hal yang dikhawatirkan fenomena tak baik ini akan mencederai hati rakyat bila ujung-ujungnya belanja kampanye dikonpensasi dari APBD/APBN bila kandidat seperti ini terpilih. Hal ini jangan sampai terjadi karena APBD/APBN adalah uang rakyat untuk rakyat, penggunaannya tentunya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat pula.

Adalah cara bijak dan smart bila masyarakat menjatuhkan pilihan pada kandidat yang sedang-sedang saja dalam menggunakan alat kampanye. Siapakah dia? Jawabnya terserah masyarakat sajalah penulis tidak berani mengajari limau berduri.

Di alam demokrasi seperti ini adalah wajar bila GPN CENTRE menawarkan/mensosialisasikan kandidat yang punya faktor pembeda dan faktor pembeda abadi yang melekat pada dirinya, bahkan yang tidak dimiliki kandidat lain: faktor incumbent, faktor dukungan partai yang tidak gemuk, cukup ideal, “atletis” untuk dapat begerak cepat, faktor wes wayahe, faktor dukungan sipil society yang begitu besar, faktor kepantasan/kelayakan/kepatutan, nilai estetika, umur yang relatif muda, enerjik, popular, negarawan dan agamawan/ustadz (ceramah oke, khatib oke, menjadi imam juga oke) pokoknya “diatas rata-rata air dah..”

Jelas sudah apa yang diuraikan penulis tentunya ingin mengajak masyarakat Sumut agar dapat kiranya menempatkan GPN PATEN atau istilah kerennya si “GANTENG” pada posisi tawar tinggi untuk memenagkan Pilgubsu yang akan digelar pada 7 Maret 2013, selanjutnya berkantor di Diponegoro 30 untuk menata regulasi berbasis rakyat yang berdaulat serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumut tentunya. Insha Allah. Mari sama-sama kita dukung dan doakan. Sekian, terima kasih

PANTUN:(1). Pergi liburan ke kota Roma, singgah pula ke Uni Soviet, kini giliran pasangan nomor lima, jadi idola di bulan Maret. (2).Malam-malam pergi ke hutan, jumpa harimau meraung-raung, GANTENG handsome jadi panutan, namanya harum tinggi melambung. (3). Sekarang Gubernur nantipun Gubernur, Insha Allah itu terjadi, Sumut diatur dengan teratur, oleh Mas Gatot dan Pak Tengku Erry Nuradi. (4). Kunjungan kerja ke Surabaya, pulang-pulang membawa ambal, pilih calon pemimpin yang bisa dipercaya dan jangan pula yang suka gombal. (5). Kampret-kampret terbang ke atas, pohon disambar tinggal tunggul, bulan Maret 2013, pilgub digelar, GANTENG yang paling unggul Insha Allah. (6). Anak kecil megang dinamit, dinamit meledak si anak selamat, yang ragil (no:5) benar-benar komit Sumut mendadak maju pesat. (7). Tumbas miwon kale gulo, cekap semonten mawon panton-panton kulo. Oke Bro..LANJUTKAN…!! SALAM JUANG SALAM KEMENANGAN.( Suratno Gurdi Bend. GPN Center).