Jumat, 13 Juni 2014
“ORANG JAWA BAKAL PIMPIN SUMUT 2013-2018”

Ketua Dewan Pembina Paguyuban ini, mas Gatot
Pujo Nugroho (GPN) yang juga Plt Gubsu memberikan contoh yang baik bagaimana
bersikap dan berbuat di DPP PKB PUJAKESUMA. GPN dengan santun dan rendah hati
pamitan, mohon doa restu kepada jajaran pengurus Paguyuban untuk maju menjadi
Cagubsu dengan tidak melibatkan simbol-simbol Pujakesuma. Karena GPN mengerti,
taat aturan dan menjaga agar Pujakesuma tidak terlibat politik praktis yang jelas-jelas
dilarang oleh organisasi kemasyarakatan
manapun.
GPN telah memberikan keteladanan dan contoh
bagaimana berorganisasi yang baik dan benar di Pujakesuma. Sebenarnya hal ini
juga dapat ditiru oleh organisasi lain agar jangan main “slonog boy” saja melanggar
koridor yang sudah disepakati. Bertolak pada keteladanan ini, Warga Pujakesuma bertekad
untuk mendukung GPN alasannya sederhana “Wong
Bapakne Nyambut Gawe, Mestine Yogane Melu Rewang (gotong royong)”.Berbekal semboyan ini warga
Pujakesuma berembug dan, menghasilkan
GPN CENTRE yang bertekad bulat mendukung/memenangkan GPN menjadi Sumut I. Bagi GPN CENTRE. Gatot Pujo Nugroho
adalah “harga mati”, yang tidak bisa
ditawar lagi jadi Sumut I, Karena inilah
saatnya “Wes Wayahe” Orang Jawa bakal jadi Gubernur Sumut. Wes wayahe harus disikapi oleh seluruh warga Jawa yang
berdomisili di Sumut maupun oleh warga yang sudah tergabung dalam wadah ini.
Karena ombak besar jarang-jarang datang ke pantai. Ketika datang sambutlah
dengan suka cita dan sikapi dengan kebaikan.
GPN CENTRE bukan dihuni oleh warga Pujakesuma
saja, akan tetapi di isi oleh warga Jawa dari semua Paguyuban di Sumut plus
ormas, masyarakat lintas agama dan Etnis lainnya yang merasa yakin GPN paling punya kans besar
untuk menang pada Pilgubsu nanti.
Sejak di SK kan akhir November 2012 maka pada
Tanggal 9 Desember 2012 telah terbentuk GPNC di 33 Kabupaten/Kota. Banyak
kalangan merasa takjub mengapa GPNC dalam waktu singkat dapat membentuk GPNC di
seluruh Kabupaten/Kota di Sumut, anekdotnya: “hei.. benda apa itu masih merayap begitu kencang apalagi lari
berdiri..”, belum sarapan saja sudah mau bekerja apalagi kalo sudah makan
..!!”. Makna anekdot ini hanya pengurus aja yang tau, hahaha., nggak usah
dibahaslah., lanjut..
Ada orang bertanya pada warga Pujakesuma yang
sesungguhnya “bukan jadi-jadian”:
itu kok ada kandidat yang pakai logo dan lambang Pujakusuma di mobil kampanyenya
Bro.. jawabnya= “oo.. itu bukan warga
Pujakesuma yang sesungguhnya, mereka hanya ngaku-ngaku saja biar kelihatan
kere’n, seperti ngaku sarjana tapi tidak punya ijazah”. Kalo tak percaya tanya
pada kaban kesbangpolinmas provsu karena beliaulah yang punya kompetensi
memberikan penjelasan tentang ke ormasan beliau tau mana ormas yang sah dan
tidak sah.
Apakah menggunakan lambang dan logo
Pujakesuma di bolehkan?. Jawabnya: biasalah.. orang panik kerjanya ya kayak
gituan, aneh-aneh saja kelakuannya, mobat-mabit, kesana-kemari, nubruk-bentus
seperti orang mabuk, bolot lagi.. (sudah tau pura-pura budeg), seumpama kata: “baju
orang di jemuran di embat juga” ntar kepentok baru tau lu.. hahaha
Kembali ke pokok pembahasan, berdasarkan pengalaman
Pilkada yang lalu-lalu, masyarakat paham betul menjatuhkan pilihan nantinya.
Dari berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat urban maupun masyarakat
pedesaan yang di wawancarai/ditanya penulis secara acak dibeberapa Kabupaten/
Kota selama mengikuti Safari GPN CENTRE, berkesimpulan bahwa masyarakat terlalu
riskan memilih kandidat yang jor-joran memperkenalkan dirinya mengunakan baliho
dan lainnya yang super mewah, seolah-olah uang tak berseri lagi baginya, jika
dihitung-hitung menelan biaya milyaran bahkan lebih, sementara banyak
saudara-saudara kita yang hidup prasejahtera mencari nafkah membanting tulang,
mencari sehari belum tentu cukup memenuhi kebutuhan sehari, dengan demikian
timbul tanda tanya besar: dari mana uang itu diperoleh?, kalo uang panas kapan
dikembalikan?, dan darimana sumber pengembaliannya?, seabrek pertanyaan tidak
bisa dijawab oleh akal sehat. Satu hal yang dikhawatirkan fenomena tak baik ini
akan mencederai hati rakyat bila ujung-ujungnya belanja kampanye dikonpensasi
dari APBD/APBN bila kandidat seperti ini terpilih. Hal ini jangan sampai
terjadi karena APBD/APBN adalah uang rakyat untuk rakyat, penggunaannya
tentunya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat pula.
Adalah cara bijak dan smart bila masyarakat
menjatuhkan pilihan pada kandidat yang sedang-sedang saja dalam menggunakan
alat kampanye. Siapakah dia? Jawabnya terserah masyarakat sajalah penulis tidak
berani mengajari limau berduri.
Di alam demokrasi seperti ini adalah wajar
bila GPN CENTRE menawarkan/mensosialisasikan kandidat yang punya faktor pembeda
dan faktor pembeda abadi yang melekat pada dirinya, bahkan yang tidak dimiliki
kandidat lain: faktor incumbent, faktor dukungan partai yang tidak gemuk, cukup
ideal, “atletis” untuk dapat begerak cepat, faktor wes wayahe, faktor dukungan
sipil society yang begitu besar, faktor kepantasan/kelayakan/kepatutan, nilai estetika,
umur yang relatif muda, enerjik, popular, negarawan dan agamawan/ustadz (ceramah
oke, khatib oke, menjadi imam juga oke) pokoknya “diatas rata-rata air dah..”
Jelas sudah apa yang diuraikan penulis
tentunya ingin mengajak masyarakat Sumut agar dapat kiranya menempatkan GPN
PATEN atau istilah kerennya si “GANTENG” pada posisi tawar tinggi untuk
memenagkan Pilgubsu yang akan digelar pada 7 Maret 2013, selanjutnya berkantor
di Diponegoro 30 untuk menata regulasi berbasis rakyat yang berdaulat serta memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat Sumut tentunya. Insha Allah. Mari sama-sama
kita dukung dan doakan. Sekian, terima kasih
PANTUN:(1). Pergi liburan ke kota Roma, singgah pula ke Uni
Soviet, kini giliran pasangan nomor lima, jadi idola di bulan Maret.
(2).Malam-malam pergi ke hutan, jumpa harimau meraung-raung, GANTENG handsome
jadi panutan, namanya harum tinggi melambung. (3). Sekarang Gubernur nantipun
Gubernur, Insha Allah itu terjadi, Sumut diatur dengan teratur, oleh Mas Gatot
dan Pak Tengku Erry Nuradi. (4). Kunjungan kerja ke Surabaya, pulang-pulang
membawa ambal, pilih calon pemimpin yang bisa dipercaya dan jangan pula yang
suka gombal. (5). Kampret-kampret terbang ke atas, pohon disambar tinggal
tunggul, bulan Maret 2013, pilgub digelar, GANTENG yang paling unggul Insha
Allah. (6). Anak kecil megang dinamit, dinamit meledak si anak selamat, yang ragil
(no:5) benar-benar komit Sumut mendadak maju pesat. (7). Tumbas miwon kale
gulo, cekap semonten mawon panton-panton kulo. Oke Bro..LANJUTKAN…!! SALAM
JUANG SALAM KEMENANGAN.( Suratno Gurdi
Bend. GPN Center).
Sabtu, 07 Juni 2014
PUJAKESUMA SUBSTANSI,BUKAN SEREMONI

Bila kegiatan seremonial yg banyak menelan biaya demi gengsi "bau terasi" ini sering dilakukan maka disebut organisasinya maju dan bila kegiatan tsbt jarang dilakukan maka organisasi dikatakan tdk berkembang dan mengalami kemunduran "jalan di tempat".
Anggapan sperti ini tdk selalu benar,karena tujuan organisasi yg maju mengedepankan substansi bukan seremoni.
Pujakesuma telah bertumbuh dan berkembang melakukan perubahan yg signifikan menggeser paradigma seremonial menjadi paradigma baru yang lebih substansial sbgmna digariskan dlm AdA/ART organisasi.
Organisasi yg baik bila mau berkembang hrs bisa membongkar kebiasaan lama mengganti dgn kebiasaan baru yg substantif mencapai tujuan.Dgn dmkn organisasi dpt bertahan di segala cuaca,tdk lapuk dimusim hujan dan tidak pula lekang di musim panas.
Dlm upaya mengemban tugas Pujakesuma sbgmna diamanahkan AD/ART Pasal 5 ayat b "meningkatkan kualitas SDM dan kehidupan sosial ekonomi warga Pujakesuma dan lingkungannya," DPP tlh menandatangani MoU bersama PT Sena Perkasa Indonesia mempekerjakan 37 ,org putra Jawa ,menjadi sekuriti di kantor pemerintahan dan kantor swasta,selain itu juga tlh memberi beta siswa program D3 pd ,100 org putra putri Jawa selama 3 tahun disalah satu akademi managemen informatika di Medan.
Hal ini dianggap fantastis oleh beberapa pemerhati paguyuban.Kedepan kita berharap Pujakesuma terus berkembang,berjuang memikirkan nasib putra putri Jawa agar terus maju,berkualitas sdm nya maupun status sosial ekonominya setara dgn putra putri etnik lain dlm untaian NKRI (Suratno Gurdi).
Rabu, 04 Juni 2014
PUJAKESUMA RIWAYATMU DULU,KINI,DAN NANTI
Suatu
organisasi yang tidak belajar dari
pengalaman masa lalu dan bekerja tidak
berdasarkan kondisi saat ini, maka lambat laun organisasi tersebut akan
kehilangan eksistensinya.Bila kita mau melongok pada struktur organisasi DPP
PKB Pujakesuma memiliki 3 level DPW tingkat Provinsi yakni DPW PKB,DPW Wanita
dan DPW Generasi Muda.Demikian seterusnya DPD Kabupaten Kota,DPC Kecamatan
hingga tingkat ranting (Depiran) dilengkapi 3 entitas kepengurusan yang mempunyai
level dan otoritas yang sama.Hal inilah yang menjadi pembeda dibanding dengan
organisasi kemasyarakatan lainnya.
Sisi
positif struktur organisasi seperti ini antara lain menggambarkan
kebersamaan,keserasian dan keharmonisan disetiap entitas yang berjenjang.
Selama
ini tidak ada konflik dan berjalan baik sesuai aturan. Namun bila dilihat dari
sisi kekurangannya pasti ada, terkesan terdapat 3 matahari kembar disetiap
entitas baik di DPW Provinsi,DPD Kabupaten/Kota,DPC hingga Depiran.
Bila
terjadi gesekan di tingkat DPW Provinsi misalnya antara DPW,DPW Wanita,dan DPW
Generasi Muda,tentunya akan merepotkan DPP demikian juga halnya bila terjadi
perbedaan di tingkat DPD akan merepotkan juga bagi DPW untuk menengahinya agar
tidak timbul perasaan pilih-kasih.
DPP
berfungsi sebagai regulator,motivator,fasilitator dan pengayom,bukan saja
melakukan ‘hal dengan benar akan tetapi
lebih dari itu melakukan hal yang benar’
Melihat
kondisi ini kedepan hendaknya struktur organisasi Pujakesuma dapat menyesuaikan
dengan keadaan yang terus berkembang.Dan lebih fleksible menyesuaikan
perkembangan yang ada tanpa harus kehilangan jati dirinya.Penulis tidak
bermaksud menggurui dan kalau boleh bersumbang saran saja.
Struktur
Organisasi Pujakesuma sekarang ini kelihatannya memang lengkap dan mengakomodir
semua unsure baik laki-laki,wanita maupun generasi mudanya.Pada prakteknya kebijakan DPP terhadap satu tingkat struktur
dibawahnya dapat diartikan tidak baik bila diterjemahkan multi tafsir
dikarenakan pada tingkat DPW ada 3 level dan mempunyai garis komando dan
otoritas masing-masing. Konsekuensinya akan terjadi perbedaan pendapat terkesan
ada 3 matahari kembar di setiap level tadi.
Kedepan tidak ada
salahnya Pujakesuma mengevaluasi kembali
belajar dari pangalaman masa lalu,bekerja
dengan keadaan sekarang dan berfikir untuk masa yang akan datang,yaitu
dengan
menyesuaikan model organisasi lain yang lebih efektif berhasil mengembangkan
organisasinya.
Sebaiknya
semua entitas DPW struktur organisasisinya dilebur menjadi satu kesatuan DPW PKB Pujakesuma
Provinsi demikian juga halnya ditingkat Kabupaten Kota dan seterusnya.Perubahan
ini tentunya melalui Rakornas dan Mubes mengagendakan Perubahan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan Peraturan Organisasi (PO) Pujakesuma.menyesuaikan
perkembangan saat ini.,
Namun
demikian semua berpulang pada Pemangku Kepentingan, Pengurus,dan Warga
Pujakesuma yang punya kepedulian pada paguyuban besar dan tertua di Sumatera
yang memiliki Legal Standing dari Kemendagri RI dan Kemenkumham RI.
Kita
berharap agar Pujakesuma terus maju, berkembang dan dapat berkontribusi secara
nyata dalam pembangunan,pendidikan,ekonomi,meningkatkan harkat martabat dan
setatus social warga Jawa disamping menggali kebudayaan Jawa yang merupakan
tujuan dasar Pujakesuma itu sendiri (Suratno
Gurdi)
Selasa, 03 Juni 2014
PUJAKESUMA CITRA DAN PERTUMBUHAN
Membangun citra itu
memang penting untuk memperkenalkan diri agar dikenal di masyarakat luas.
Cara efektif yaitu dengan upaya terus
menerus berkreasi dan berinovasi menggunakan cara-cara baru agar bisa
terus berkembang.
Perubahan dunia saat ini sangat
dipicu oleh pesatnya kemajuan di bidang teknologi informasi. Pada zaman dulu
komunikasi jarak jauh hanya bisa dilakukan
dengan alat yang saat itu dinilai canggih seperti telegram,telephon,radio,pager dan
lainnya.
Tapi sekarang alat komunikasi yang
sedemikian sebahagian besar sudah tidak dipakai lagi terkesan menyisakan sejarah alias masuk ‘gudang’.
Teknologi informasi dan
komunikasi terbaru saat ini pun lahir
seperti hand phone,skype dan lainnya
membuat jarak dan luas bumi terasa kecil karena informasi penting dapat tersampaikan dalam waktu sekian detik ke tempat yang
dituju.Bahkan penggunaannya sangat ampuh untuk membangun opini dan mengembangkan citra untuk suatu tujuan.
Cara baru dan baik membangun opini dan mengembangkan citra adalah
melalui social media yang terus berkembang. Begitupun ‘pencitraan’ bukanlah tujuan
akan tetapi sebagai salah satu cara menuju sukses.
Pencitraan tanpa dibarengi dengan tindakan
nyata dari apa yang dicitrakan sama seperti ‘tong kosong nyaring bunyinya ’ alias NATO ( No Action Talk Only).
Pertumbuhan bukan sekedar
perubahan.Sebaliknya perubahan adalah
bagian dari pertumbuhan.Mengapa demikian???. Pertumbuhan artinya ‘hidup’ (tumbuh) dan terus berkembang, tidak
ada matinya. Dalam kaitan ini Penulis lebih ingin memakai istilah ‘pertumbuhan’ tidak memakai kata ‘perubahan’ yang selalu dipakai banyak orang akhir-akhir ini.
Organisasi kemasyarakatan seperti
Pujakesuma bukanlah organisasi politik akan
tetapi walaupun demikian dalam kiprahnya berorientasi pada pertumbuhan dalam
menjalankan visi dan misinya.
Organisasi manapun dalam membangun
citra mencapai pertumbuhan tidak
terlepas dari opini yang dibangun,focus pada tindakan-tindakan nyata ,mendasari
keputusan pada prinsip ,memberI substansi
dan bekerja keras untuk mengendalikan takdir agar lebih baik dari pada kelihatannya.
Pujakesuma dalam perjalanannya boleh
dikatakan sudah membuahkan hasil nyata. Jika dulu sifatnya masih seperti keguyuban “serikat tolong menolong” kini sudah maju selangkah lagi, ditandai
oleh beberapa hal antara lain; dalam kurun waktu tahun 2011 sampai
sekarang telah menorehkan sejarah
penting seperti terbitnya legal standing Pujakesuma dari Kemendagri dan Kemenkumham,
terlaksananya pengukukan DPP dan pelantikam DPW,DPD Kabupaten/Kota oleh Ketua
Pembina DPP Pujakesuma H. Gatot Pujonugroho
di Hotel Tiara Medan, terbentuknya GPN
Center yang turut ambil bagian dalam pemenangan H.
Gatot Pujonugroho menjadi Gubernur Sumatera Utara 2013-2018,
terkonsolidasinya DPW/DPD Kabupaten/Kota di Sumut dan DPW Pujakesuma Riau,
terbangunnya Joglo di DPD Pujakesuma Kabupaten Asahan dan Labuhan Batu,
terlaksananya MoU antara Pujakesuma dengan Akademi Managemen dan Informatika
Komputer (AMIK) Poli Bisnis Medan bea siswa 100 orang putra-putri jawa,
terlaksananya MoU antara Pujakesuma
dengan PT. Sena Perkasa Indonesia mempekerjakan 37 orang putra jawa di beberapa kantor Instansi Pemerintah
dan Swasta sebagai Sekuriti.
Itu semua adalah kerja Tim yang
selalu berorientasi pada pertumbuhan dan hasil mencapai perubahan
maju.Seyogianya warga Pujakesuma berbesar
hati atas capaian ini.
Mudah – mudahan kedepan Pujakesuma bertumbuh- kembang lagi, selalu
menemui jalan menanjak, berani keluar dari zona nyaman untuk mengembangkan
keyakinan dan pengaruh.
Abaikan kritik yang merusak
terimalah kritik yang membangun. Bila ada warga Pujakesuma mengatakan Pujakesuma selama kurun waktu ini belum
berbuat mungkin ia baru saja terbangun dari tidurnya di siang hari. Ironisnya
itu sama seperti ’ meludah ‘ di sumur yang airnya kelak ia minum sendiri.
Kita berharap hal ini tidak terjadi
apalagi usia Pujakesuma sudah cukup matang di Ulang Tahunnya yang ke 34 pada 10
Juli 2014. ( Suratno Gurdi ).
Langganan:
Postingan (Atom)